Sunday, April 6, 2014

PERTENTANGAN DAN INTEGRASI SOSIAL



1. Perbedaan kepentingan
    Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentinganya. Kepentingan merupakan hal dasar bagi kehidupan setiap individu. Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingannya,maka ia merasa puas,tetapi bila sebaliknya akan menimbulkan masalah bagi dirinya maupun orang lain. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa kegiatan kegiatan yang dilakukan individu individu dalam masyarakat merupakan manifestasi dari kepentingan kepentingan.
    -
Dalam pengertian Sosiologis konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial dimana dua orang atau kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. 
-
Penyebab terjadinya konflik antara lain:
1.
adanya perbedaan kepribadian diantara mereka, yang disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang kebudayaan. 
2.
adanya perbedaan pendirian atau perasaan antara individu yang satu dengan individu yang lain, sehingga terjadi konflik diantara mereka. 
3.
adanya perbedaan kepentingan individu atau kelompok diantara mereka. 
4.
adanya perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat karena adanya perubahan nilai/sistem yang berlaku. 
-
Bentuk-bentuk Konflik:
1.
pertentangan pribadi artinya konflik yang berlangsung antara dua orang.
2.
Pertentangan kelas sosial, artinya konflik antara kelas sosial yang ada dalam masyarakat.
3.
konflik rasial, artinya konflik antar suku bangsa yang ada.
4.
konflik internasional, artinya konflik yang terjadi antar negara yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan.
-
Akibat-akibat Konflik:
1.
Bertambah kuatnya rasa solidaritas antara sesama anggota
2.
Hancurnya atau retaknya kasatuan kelompok
3.
Adanya perubahan kepribadian seorang individu
4.
Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
(Sumber www.e-dukasi.net download 29 juli 2006 jam 21:50)

Ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang merupakan kesepakatan dari berbagai sub ideologi akan melahirkan kondisi konflik. Permasalahan utama yang tampak jelas adalah jarak yang terlalu besar antara harapan ( tujuan sosial ) dengan kenyataan hasilnya atau disebabkan oleh cara pandang yang berbeda antara pemerintah sebagai pemegang kendali ideologi dengan kelompok kepentingan sebagai sub sub ideologi. Jika kita lihat lebih rinci maka akan kita dapati perbedaan juga terjadi pada kelompok kepentingan dalam melihat suatu masalah. Seperti: kelompok agama,kelompok sosial,kelompok orang-orang kaya,kelompok seniman,dll. Lebih dalam lagi kita akan melihat didalam sustu kelompok kepentingan juga terjadi perbedaan kepentingan antar individu dalam kelompok tersebut:

Tahapan suatu perbedaan kepentingan yang berakibat pada konflik:
a.    Fase disorganisasi: Kesalah pahaman ( akibat perbedaan antara harapan dengan standar normatif ) yang menyebabkan sulitnya atau tidak dapatnya suatu kelompok sosial menyesuaikan diri dengan norma ( Ideologi ).
b.    Fase disintegrasi ( Konflik ): adanya kemerosotan integritas (persatuan & kesatuan) atau hancurnya kesatuan organisasi/ Pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk,seperti protes,mogok,pemberontakan.

Menurut Walter T Martin,tahapan disintegrasi terjadi:
a.    Perbedaan paham antar anggota kelompok tentang tujuan sosial yang hendak diraih yang semula menjadi pedoman kelompok.
b.    Norma norma sosial tidak mendukung anggota masyarakat lagi dalam mencapai tujuan yang telah disepakati.
c.    Norma norma dalam kelompok dan yang dihayati oleh kelompok,bertentangan satu sama lain.
d.    Sanksi sudah menjadi lemah,bahkan sanksi tidak dilaksanakan dengan konsekuen
e.    Tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok

2. Prasangka,Diskriminasi dan Ethnosentrisme
a. Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka merupakan sikap yang terlalu tergesa,generalisasi yang terlalu cepat,sifat berat sebelah dan dibarengi proses simplifikasi terhadap suatu realita. Mnurut Morgan (1966 ),Sikap adalah kecenderungan untuk merespon,baik positif maupun negatif terhadap orang,obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui bila ia sudah berbuat. Oleh karena itu bisa saja sikap bertentangan dengan perbuatan. Prasangka merupakan kecenderungan tidak tampak. Prasangka sebagian besar sifatnya apriori,mendahului pengalaman sendiri,menumbuhkan jarak sosial antara anggota kelompok dengan kelompok luar.
Jika prasangka disertai agresivitas dan rasa permusuhan,maka hal tersebut akan disalurkan dengan mencari “kambing hitam”,yaitu suatu obyek untuk melampiaskan rasa frustasi dan rasa negatif. Kambing hitam biasanya berwujud individu,kelompok sosial yang lemah,golongan minoritas,kelompok luar,ras atau bangsa lain. Biasanya prasangka dibarengi dengan rasionalisasi,yaitu membuat logis segala prasangka,pikiran negatif yang ditujukan pada kambing hitam. Pada akhirnya muncul pembenaran diri sendiri. Pada titik tindakan disebut diskriminatif,yaitu tindakan kepada pihak lain atas dasar sikap negatif,simplifistik,stereotip.
b. Sebab sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi:
a.    Latar belakang sejarah: karena pengaruh kejadian masa lalu. Seperti Orang kulit putih di AS terhadap orang kulit hitam/ Negro,orang Eropa terhadap orang Arab/Islam.
b.    Perkembangan sosio kultural dan situasional: suatu prasangka muncul dan berkembang dari ke individu lain atau terhadap kelompok sosial. Misal: prasangka buruh terhadap majikan,kaum miskin terhadap orang kaya pada era kapitalisme.
c.    Faktor Kepribadian: keadaan frustasi beberapa orang atau kelompok sosial tertentu,merupakan kondisi yang cukup untuk menimbulkan tingkah laku agresif. Para ahli beranggapan bahwa prasangka lebih dominan disebabkan tipe kepribadian tertentu. Tipe Authoritarian personality adalah ciri kepribadian orang yang penuh prasangka seperti konservatif,tertutup.
d.    Perbedaan keyakinan/ agama,politik,ekonomi dan Ideologi: Seperti konflik Irlandia utara dan selatan,keturunan Yunani dengan Turki di Cyprus, perang Vietnam, Kashmir, Palestina, Afghanistan, Irak.

c. Ethnosentrisme
            Merupakan kecenderungan untuk menilai kelompok lain dengan ukuran kebudayaannya sendiri. Hal ini dapat mengakibatkan konflik. Seperti kasus Nazi Hitler.

3.Pertentangan di masyarakat
merupakan situasi yang memiliki ciri:
  1. Terdapat dua atau lebih unit atau bagian yang terlibat konflik
  2. Unit unit tersebut memiliki perbedaan yang tajam dalam kebutuhan,tujuan,masalah,nilai,sikap
  3. Terdapat interaksi antara bagian bagian yang memiliki perbedaan tersebut

Konflik terjadi pada lingkungan kecil ( individu ) sampai masyarakat:
  1. Pada taraf diri seseorang: menunjuk pada pertentangan,ketidakpastian emosi dan dorongan yang antagonistik.
  2. Pada taraf kelompok: menunjuk pada pertentangan antar individu anggota kelompok dalam tujuan,nilai,motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok.
  3. Pada taraf masyarakat: bersumber pada perbedaan nilai dan norma antar kelompok yang berbeda.

Cara pemecahan konflik:
  1. Elimination,yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik,yang diungkapkan dengan: Kami mengalah,kami mendongkol,kami keluar,kami membentuk kelompok kami sendiri
  2. Subjugation atau Domination, yaitu pihak yang memiliki kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk menaatinya,sehingga hanya memuaskan pihak yang kuat
  3. Majority Rule,yaitu suara terbanyak akan menentukan keputusan,tanpa mempertimbangkan argumentasi. Pada dasarnya hal ini merupakan bentuk subjugation
  4. Minority Consent,yaitu kelompok yang terkalahkan tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan untuk melaksanakan kegiatan bersama dengan pihak yang menang
  5. Compromise,yaitu semua pihak yang terlibat dalam konflik berusaha mencari jalan keluar/jalan tengah
  6. Integration,yaitu pengambilan keputusan yang memuaskan semua pihak yang konflik. Dengan cara melakukan diskusi,analisa terhadap semua pendapat

4. Integrasi sosial yaitu terwujudnya solidaritas sosial/ rasa kebersamaan antar anggota masyarakat, terjadinya kerjasama antar kelompok yang memiliki sifat berbeda

0 comments:

Post a Comment